Cari Bersama Mbah Google Disini

Senin, 05 November 2007

Cinta pada Allah Cinta pada Makhluk Tidak Bersatu

Cinta pada Allah Cinta pada Makhluk Tidak Bersatu



Wahai orang yang bodoh pada Allah Azza wa-Jalla, yang bodoh terhadap orang-orang terpilihNya, jangan sampai kau rasakan makanan pergunjinganmu pada mereka, sebab justru malah bisa menjadi racun yang mematikanmu. Jangan sampai kamu kontra buruk dengan mereka, karena diantara mereka ada yang tersembunyi.

Wahai orang munafik, kemunafikan telah menggelantung di hatimu, lahir dan batinmu. Karena itu amalkanlah tauhid dan berbuatlah ikhlas dalam seluruh perilaku ruhanimu, maka sakitmu akan sembuh dan problemmu akan sirna. Betapa telah banyak engkau robek batas-batas syariat dan engkau cabik-cabik pakaian pertahanan taqwamu, pakaianm tauhidmu, hingga kau matikan Cahaya imanmu, kau marahi Tuhanmu Azza wa-Jalla dalam tingkah dan pekertimu. Bahkan jika kau berbuat amal baik, taat, itu pun kau campuri dengan ujub dan riya’, mencari pujian sesama. Padahal siapa pun yang menyembah Allah mestinya menyingkirkan makhluk, karena pandangan mereka terhadap amal-amalmu bisa membatalkan amal itu sendiri. Rasulullah saw bersabda:”Hendaknya kalian melakukan ‘uzlah, karena ‘uzlah itu adalah ibadah, dan ‘uzlah adalah perilaku kaum sholeh sebelum kalian.” (Ditakhrij oleh Al-’Ajluny dalam Kasyaful Khafa’, 2/77)

Teguhkan iman kemudian rasa yaqin, lalu fana’, kemudian maujud bersama Allah Azza wa-Jalla, bukan maujud dengan dirimu dan dengan selain dirimu, disertai penjagaan terhadap aturan syariat dan ridlo Rasulullah saw., ridlo Al-Qur’an yang terbaca. Bukan demi menghormati orang yang mengatakan begini dan begitu.

Itulah Kalam dalam mushaf dan Lauhul Mahfudz, dari TanganNya dan ada di tangan kita. Karena itu hendaknya kamu bersama Allah, hanya kepadaNya dan bergantung padaNya, karena Dialah yang mencukupi kebutuhan dunia dan akhiratmu, menjaga hidup dan matimu, membelamu dalam berbagai kondisi dan situasi. Ambilah prinsip tegas ini.

Raihlah khidmah padaNya hingga dirimu benar-benar berbakti padaNya. Engkau raih dengan tangan hatimu, dan memposisikan dirimu di hadapanNya, melakukan ibadah padaNya, hingga mengembanglah sayap-sayap hatimu terbang menuju Tuhanmu Azza wa-Jalla.

Wahai orang yang memakai pakaian sucimu, pakaikan di rahasia hatimu, lalu di hatimu, kemudian pada jiwamu, kemudian pada badanmu. Disanalah awal zuhudmu, bukan dari lahiriyah lalu ke batiniyah.

Jika suci sirrmu (rahasia batin), maka kebeningan akan membias ke hati, jiwa dan seluruh tubuh, yang dimakan dan yang dipakai dan merambah ke seluruh perilakumu. Yang pertama di ramaikan adalah dari dalam rumah, lalu menebar ke pintu. Bukan aspek lahiriyah tanpa batin, bukan pula bersama makhluk tanpa Khaliq dan bukan pintu tanpa rumah, bukan tutup tanpa aurat.

Wahai budak dunia tanpa akhirat, makhluk tanpa Khaliq. Semua milikmu sekarang tak ada manfaatnya bagimu di hari qiyamat, malah bakal membuat dirimu menderita. Hiasan milikmu adalah yang kau jual darimu, sedangkan hiasanmu adalah riya’. Kemunafikan dan kemaksiatan, sesuatu yang tidak laku di akhirat kelak.

0 komentar:

Posting Komentar